BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pada masa sekarang ini, perkembangan
teknologi modern semakin pesat. Secara otomatis serta segala macam perangkat
elektronika sudah semakin menguasai berkembang pesat. Sehingga tidak asing lagi
bila ada yang mengatakan bahwa peran elektronik sangat diperlukan dalam
kehidupan pada saat ini. Akan tetapi semua kemajuan teknologi tergantung tujuan dan kebutuhan, alasan
teknologi di kembangkan.
Kendali
Lampu Pijar ini adalah suatu alat yang dapat membantu seseorang yang
menggunakan lampu pijar dalam beberapa tempat, contohnya di taman atau tempat -
tempat pesta tanpa harus menghidupkan semua saklar lampu pijar tersebut.
Pengendali Lampu Pijar ini didasarkan pada 4 buah relay yang berfungsi untuk
menghidupkan lampu, apabila relay terkena masukan tegangan maka relay akan
aktif dan menghidupkan lampu DC secara bergantian ke 4 buah lampu tersebut.
1.2 Batasan
Masalah
1.
Cara kerja dari
rangkaian alat Kendali Lampu Pijar
2.
Cara kerja dari blok
diagram, flowchart dan listing program
3.
Menjelaskan tentang
komponen yang digunakan pada rangkain kendali lampu pijar
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan dibuatnya rangkaian kendali lampu pijar adalah
untuk menjelaskan secara terperinci mengenai alat tersebut. Dimana alat ini
berfungsi untuk mengaktifkan lampu tanpa harus mernyalakannya 1 per 1. Tapi pada alat
ini menggunakan konektor DB25 yang terhubung ke PC dan dioperasikan menggunakan
suatu program.
1.4 Metode Penulisan
Pada
penulisan ini yaitu menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan dalam rangka penyusunan makalah ini yaitu :
a.
Studi Pustaka, yaitu dengan mengambil data yang berasal
dari berbagai sumber buku yang mana buku tersebut membahas tentang beberapa acuan yang digunakan
dalam alat ini dan buku tersebut dijadikan sebagai suatu pedoman dalam
membantu terwujudnya rancangan yang di butuhkan.
b.
Konsultasi, yaitu menanyakan mengenai bagaimana cara merakit Kendali Lampu Pijar tersebut dengan baik,serta menganalisa cara
kerja dari rangkaian tersebut.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam melihat keterhubungan antara
bab yang satu dengan yang lain, diperlukan sistematika penulisan yang berurutan
secara garis besar. Adapun sistematika penulisan dalam penulisan ini yang
disusun dalam empat bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar
belakang, batasan masalah, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan
menjelaskan secara singkat mengenai landasan-landasan teori mengenai rancangan
alat, komponen yang digunakan dalam
merancang alat, tinjauan perangkat lunak dan perangkat keras, begitupun hubungan
lainnya dengan masalah yang akan dibahas.
BAB III CARA KERJA RANGKAIAN
Pada bab ini membahas mengenai cara kerja
dari rangkaian secara blok diagram
dan menganalisis rangkaian secara detail. Serta cara pengoperasian alat.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi
beberapa kesimpulan dan saran-saran yang
dapat diambil dari hasil pembuatan
alat pengendali lampu pijar.
BAB II
LANDASAN
TEORI
Pada bab ini penulis akan menjelaskan
komponen-komponen yang digunakan pada rangkain kendali lampu pijar.
2.1 DB-25
DB-25 adalah
salah satu jenis soket pada personal komputer untuk berkomunikasi dengan
peralatan luar seperti printer model lama. Karena itu paralel port sering juga
disebut printer port. Perusahaan yang memperkenalkan port ini adalah Centronic,
maka port ini juga disebut dengan Centronics port. Kesederhanaan
port ini dari sisi pemrograman dan antarmuka dengan hardware membuat port ini
sering digunakan untuk percobaan-percobaan sederhana dalam perancangan
peralatan elektronika.
Paralel port
dapat mengirimkan 8 bit data sekaligus/serentak dalam satu waktu, lebih cepat
dibanding serial port. Paralel port ini menggunakan konektor DB25. Panjang
kabel maksimum yang diperlukan atau yang diperbolehkan adalah 15 feet.
Gambar
2.1 Konektor
DB25 male
Pada Gambar diatas
merupakan konektor DB25 male yang sudah dirangkai dengan tambahan komponen
untuk aplikasi downloader program dengan port paralel.
Contoh
penggunaan port paralel DB25 sebagai berikut :
·
Printer
model lama
·
Zip
drive
·
Beberapa
scanner
·
Sound
cards
·
Webcams
·
Gamepads
dan joystick
·
Pemrogram
EPROM
·
Peralatan
SCSI melalui adapter Parallel ke SCSI
·
Percobaan
dengan TTL 12 driver
·
External
CD-Rom/RW drives
DB25 adalah konektor yang
umum digunakan di komputer sebagai port paralel, sedangkan konektor Centronics
umum ditemukan di printer. IEEE 1284
ialah standar yang menentukan 3 konektor berbeda yang dapat digunakan dengan
port paralel, yaitu :
a.
1284
tipe A ialah konektor DB25 yang dapat ditemukan di hampir semua komputer.
b.
1284
tipe B ialah konektor Centronics 34 pin yang umum ditemukan di printer, IEEE.
c.
1284
type C ialah konektor 36 pin seperti Centronics, tetapi ukurannya lebih kecil
dan lebih memuaskan. Konektor ini diklaim memiliki pengunci (latch) jenis klip
(clip), sifat elektrik yang lebih baik serta mudah dirakit. Juga mengandung dua
pin tambahan yang dapat digunakan untuk mendeteksi apakah piranti yang
terpasang memiliki daya atau tidak.
Gambar 2.1. Konektor DB25
Gambar 2.2
DB25 Pada Komputer
DB25 memiliki 25 buah pin dengan
keterangan :
Ø Control pins
v Pin 4 = Request To Send
v Pin 5 = Clear to send
v Pin 6 = DCE Ready
v Pin 8 = received line
signal detector
v Pin 12 = secondary
received line signal detector
v Pin 13 = secondary clear
to send
v Pin 19 = secondary
request to send
v Pin 20 = DTE ready
Ø Timing pins
v Pin 15 = transmitter
signal element timing (DCE-DTE)
v Pin 17 = receiver signal
element timing (DCE-DTE)
v Pin 24 = transmitter
signal element timing (DTE-DCT)
Ø Other pins
v Pin 1 = shield
v Pin 7 = signal ground /
common return
v Pin 9 = reserved
(testing)
v Pin 10 = reserved
(testing)
v Pin 11 = unassigned
v Pin 18 = local loopback
v Pin 21 = remote loopback
& signal quality detector
v Pin 22 = ring indicator
v Pin 23 = data signal rate
select
v Pin 25 = test mode
v Pin 2 = transmit data
v Pin 3 = receive data
2.2 Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa
saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay
merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di
dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena
adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan
menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali
ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.Relay biasanya digunakan
untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4
ampere AC 220 V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere
12 Volt DC). Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang
memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik.
Secara sederhana relay elektromekanis
ini didefinisikan sebagai berikut :
§ Alat
yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar.
§ Saklar
yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
Dalam pemakaiannya biasanya relay yang
digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang di-paralel dengan
lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada
tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada
saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di
sekitarnya.
Konfigurasi
dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu:
§ Normally
Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu.
§ Normally
Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu
Change Over (CO), relay mempunyai kontak
tengah yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut
akan membuat hubungan dengan kontak-kontak yang lain.
Penggunaan relay perlu memperhatikan
tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch arus/tegangan. Biasanya
ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V, artinya
tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu
men-switch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt.
Sebaiknya relay difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman,
lebih rendah lagi lebih aman.Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau
relay lidi. Relay jenis ini berupa batang kontakterbuat dari besi pada tabung
kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri arus, kontak
besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar
yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak
kembali terbuka (off).
Gambar 2.3 Relay
Prinsip Kerja Relay ada dua yaitu Coil
& Contact
1.
Coil adalah gulungan
kawat yang mendapat arus listrik, sedang contactadalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung
dari ada tidaknya arus listrik dicoil.
2.
Contact ada 2 jenis :
Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed
(kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana berikut ini prinsip
kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi
listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik
armature yang berpegas, dan contact akan menutup.
Gambar
2.4 Prinsip Kerja Relay
2.3 Dioda
Dioda adalah piranti elektronika yang
terbuat dari sambungan semikonduktor tipe p dan tipe n. dioda mempunyai dua
kutub yaitu kutub positif (anoda) dan kutub negative (katoda). Lambing dioda
adalah anak panah dengan balok melintang dan dinyatakan dengan huruf D. Jika
diandaikan, bahwa arus mengalir dari kutub positif ke kutub negative, maka arus
hanya mengalir sesuai dengan arah yang ditunjukkan panah. Dioda merupakan
semikonduktor yang paling sederhana dan sering disebut komponen elektronika
satu arah karena hanya dapat menghantarkan arus listrik satu arah dan jika
dibalik akan menyumbat arus.
Gambar 2.5 Dioda
2.4 Resistor
Resisitor adalah sebuah alat yang
digunakan untuk menghambat arus listrik pada sebuah rangkaian listrik, resistor
digunakan untuk mendapatkan arus yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
rangkaian. Untuk mengendalikan arus dalam sebuah rangkaian lisrtik, digunakan
komponen yang mempunyai resistansi. Artinya komponen tersebut mempunyai
kemampuan untuk membatasi arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Bentuk dan
penggunaan resistor dapat dibagi atas :
1.
Resistor Tetap (fixed
resistor)
2.
Resistor Variable (potensiometer)
3.
Resistor yang dapat
diubah secara kontiyu (trimpot)
4.
Theristor / NTC
§ Suhu
tinggi, Resistansi kecil.
§ Suhu
rendah, Resistansi besar.
5.
Resistor peka cahaya
(LDR – Light Dependent Resistor)
§ Cahaya
tinggi, Resistansi kecil.
§ Cahaya
rendah, Resistansi besar.
Simbol – Simbol Resistor :
KET (dari kiri) : Resistor Tetap,Potentiometer,Trimpot,LDR
Gambar 2.6 Simbol Resistor
Bahan pembentuk
resistor dapat dibagi atas :
1) Resistor
kawat
2) Resistor
arang/komposisi.
3) Resistor
lapisan okisida logam.
4) Resistor
dalam IC.
5) Resistor
film.
Sifat dan fungsi dari
resistor :
1) Untuk
membangkitkan panas (filament).
2) Untuk
membagi tegangan.
3) Sebagai
penghubung rangkaian (kopel).
4) Perubah
bentuk arus.
5) Untuk
penentuan besaran fisis.
Dari semua kompenen elektronika, resistorlah yang paling
banyak digunakan.Ketelitian resistor digolongkan dalam persentase penyimpanan
dari nilai nominalnya. Misalnya resistor-resistor yang akan digunakan dalam
proyek disini adalah 5 % artinya bahwa nilai sebenarnya dari resistor yang
digunakan tidak akan menyimpang kurang atau lebih dari 5 % dari nilai
nominalnya. Jadi suatu resistor dari 100 ohm mempunyai tahanan antara 95 ohm
sampai 100 ohm.Resistor pada umumnya mempunyai nilai toleransi 1%, 2%, 3%, 5%,
10% dan 20%. Resistor yang mempunyai nilai toleransi lebih kecil biasanya lebih
mahal harganya.Resistor juga dapat dispesifikasikan menurut kapasitansinya
untuk mendisipasi (menyerap) daya listrik, dinyatakan dalam Watt.
Karena bentuk fisik dari resistor kecil, maka pada
bahannya diberikan nilai tahanan dalam kode warna menurut standart
internasional. Warna gelang resistor Dibawah ini :
Gambar 2.7 Warna Gelang Resistor
Tabel
2.1 Kode Warna Resistor
WARNA
|
GELANG KE -
|
||
1 dan 2
|
3
|
4
|
|
Hitam
|
0
|
X 1
|
0 %
|
Coklat
|
1
|
X 10
|
1 %
|
Merah
|
2
|
X 100
|
2 %
|
Orange
|
3
|
X 1000
|
3 %
|
Kuning
|
4
|
X 10000
|
-
|
Hijau
|
5
|
X 100000
|
-
|
Biru
|
6
|
X 1000000
|
-
|
Ungu
|
7
|
X 10000000
|
-
|
Abu-abu
|
8
|
X 100000000
|
-
|
Putih
|
9
|
X 1000000000
|
-
|
Emas
|
-
|
X 0.1
|
± 5 %
|
Perak
|
-
|
X 0.01
|
±10 %
|
Tidak Berwarna
|
-
|
-
|
±20 %
|
Contoh dari kode warna :
Coklat Hijau Merah Emas Nilai R
1 5 x 100 5% 1500+5%Ohm
Pada resistor tidak dapat
dipolaritaskan, yang bermaksud jika pemasangan resistornya bolak-balik tidak
akan berpengaruh atau sama saja.
1.5
Transistor
Transistor adalah sebuah komponen semi
konduktor aktif yang disusun dari tiga elektroda dengan bahan dasar type N dan
type P, penyusunan ketiga elektroda tersebut merupakan dasar dari pada jenis
transistor yaitu PNP dan NPN. (lihat gambar no.3, simbol Transistor NPN dan
PNP).
Simbol Transistor Bahan Trioda
Gambar 2.8 Simbol
Transistor Tipe NPN dan PNP
Transistor
terdiri dari 3 kaki, berikut keterangan dari fungsi masing-masing kaki
transistor adalah :
1.
Emitor (E) adalah lapisan
yang melepaskan muatan (hole positif atau elektron).
2.
Colector (C) adalah
lapisan yang menampung muatan (hole positif atau elektron).
3.
Basis (B) adalah
lapisan yang mengatur besarnya muatan yang akan mengalir.
Transistor
berdasarkan kutubnya terdiri dari 2 jenis yaitu :
Ø Transistor Bipolar
Transistor
Bipolar adalah transistor yang memiliki dua sambungan kutub. Transistor bipolar
terbagi dalam dua jenis, yaitu :
·
NPN BJT (Bipolar
Junction Transistor)
Pada
transistor NPN collector mendapat kutub positive sumber tegangan sedangkan
emittor mendapat kutub negative sumber tegangan.
·
PNP BJT (Bipolar
Junction Transistor)
Pada
transistor PNP collector mendapat kutub negative sumber tegangan sedangkan
emittor mendapat kutub positive sumber tegangan.
Kondisi satu rasi :
·
NPN akan satu rasi
apabila tegangan pada kaki basis lebih positive daripada kaki emitter dan arus
mengalir dari collector ke emitter.
·
PNP akan satu rasi
apabila tegangan pada kaki basis lebih negative daripada kaki emitter dan arus
mengalir dari emitter ke collector.
Kondisi cut off :
·
NPN akan cut off
apabila tegangan pada kaki basis lebih negative daripada kaki emitter dan arus
tidak mengalir dari collector ke emitter.
·
PNP akan cut off
apabila tegangan pada kaki basis lebih positive daripada kaki emitter dan arus
tidak mengalir dari emitter ke collector.
Ø Transistor Unipolar
Transistor
Unipolar adalah transistor yang memiliki satu sambungan kutub, yang terbagi
menjadi 2, yaitu FET (Field Effect Transistor) memiliki JFET kanal P dan N, dan
MOSFET memiliki kanal P dan N.
·
FET (Field Effect Transistor)
FET terbuat
dari bahan semi konduktor. FET mempunyai kaki yaitu gerbang (gate), sumber
(source) dan cerat (drain). FET terbagi menjadi 2 macam yaitu FET kanal dan FET
kanal N.
·
MOSFET (Metal Oxide Semikonduktor)
MOSFET
dibagi menjadi 5 macam, yaitu :
1.
MOSFET menghantar sendiri kanal N
2.
MOSFET
menghantar sendiri kanal P
3.
MOSFET menyumbat sendiri kanal N
4.
MOSFET menyumbat sendiri kanal P
5.
MOSFET menghantar sendiri kanal N
yang memiliki 2 gerbang
BAB III
ANALISA RANGKAIAN
3.1. Analisa
Rangkaian Secara Blok Diagram
Gambar
3.1. Blok Diagram
3.1.1. Input
Pada rangkaian interface kendali lampu
pijar aktifator sebagai penggerak alat tersebut memiliki vcc 5 volt untuk
mengaktifkan atau memberikan tegangan pada rangkaian kendali lampu pijar ini,
aktifator berupa baterai atau adaptor yang terhubung pada alat kendali lampu
pijar. Sehingga pada saat aktifator di aktifkan rangkaian interface kendali lampu pijar
mendapatkan tegangan. Untuk menjalankan alat ini dibutuhkan suatuprogram,
dan program yang dibutuhkan menggunakan program yang berbasis Delphi7. Program
yang berhasil dijalankan digunakan sebagai pengendali lampu tersebut. Ketika
program telah di runing dan konektor DB25 sudah disambungkan ke alat, maka
pengendali lampu pijar siap digunakan. Dimana pada program tersebut terdapat
tujuh button yaitu Lampu 1, Lampu 2, Lampu 3, Lampu 4, Hidup Semua, Mati Semua,
dan Close. Masing-masing button memiliki fungsi yang telah diberikan syntax
coding yang nantinya akan dijelaskan pada analisa program.
3.1.2. Proses
Pada
bagian ini relay dan transistor yang di gunakan berfungsi sebagai switch,
dimana jika DB di beri inputan maka akan bekerja mengalirkan inputan sehingga
output aktif.fungsi DB itu sendiri adalah sebagai interface connector antara
komputer dengan alat. Pada tegangan vcc untuk aktivasi pada rangkaian, lalu
tegangan yang dari DB untuk mengaktifasi relay ke NO. Jika relay menerima
tegangan Vin dari DB, setelah program dijalankan maka relay akan aktif dan lampu
akan menyala, jika tidak menerima tegangan Vin dari DB maka relay tidak akan
aktif dan akan menghasilkan outputan lampu mati.
3.1.3 Output
Pada lampu DC 12v digunakan sebagai
outputan rangkaian pengendali lampu pijar, karena rangkaian ini juga menggunakan
Vin 12v. Pada lampu pijar memiliki dua kaki, pada kaki pertama langsung
terhubung ke arus listrik 220v, sedangkan pada kaki kedua tehubung ke relay, jika pada lampu
pijar kaki keduanya menerima masukan
dari relay maka , lampu akan menyala. Dan
lampu yang digunakan pada rangkaian ini ada 4 lampu pijar. Jika, semua
lampu mendapatkan arus dari relay maka, akan menghasilkan outputan semua lampu
akan menyala.
3.2. Analisa Rangkaian Secara Detail
Aktifator pada rangkaian ini berupa vcc 5 volt DC dan 220 volt AC untuk mengaktifkan dan memberikan
tegangan untuk rangkaian interface kendali lampu pijar. Arus tegangan mengalir melalui komponen-komponen yang terdiri dari
Relay, dioda, transistor, resistor dan terakhir pada Lampu Pijar. Maka dari VCC arus mengalir ke relay dan diode sebagai
penyimpan tegangan pada power Supply yang merubahnya menjadi tegangan DC. Pada
saat telah mendapatkan tegangan konektor DB25 disambungkan ke PC. Lalu buka
program yang telah di buat untuk mengendalikan keluaran output pada alat, saat
program di run kondisi pada button LAMPU 1 di tekan maka, lampu 1 pada alat
akan menyala. Jika pada button LAMPU 2 di tekan maka, lampu 2 pada alat akan
menyala. Jika pada button LAMPU 3 di tekan maka, lampu 3 pada alat akan menyala.
Jika pada button LAMPU 4 di tekan maka, lampu 4 pada alat akan menyala. Jika
pada button (Hidup Semua) di tekan maka Lampu 1, Lampu 2, Lampu 3, dan Lampu 4
pada alat akan menyala (semua lampu nyala). Jika pada button (Matikan Semua
Lampu) di tekan maka Lampu 1, Lampu 2, Lampu 3, dan Lampu 4 pada alat akan
redup atau tidak menyala. Jika pada button “Close” di tekan maka program akan
keluar.
3.2.1 Program
Tabel 3.1 Komponen
Program Delphi
Komponen
|
Keterangan
|
Button 1
|
Caption : Lampu 1
|
Button 2
|
Caption : Lampu 2
|
Button 3
|
Caption : Lampu 3
|
Button 4
|
Caption : Lampu 4
|
Button 5
|
Caption : Hidup Semua
|
Button 6
|
Caption : Mati Semua
|
Button 7
|
Caption : Close
|
Berikut contoh listing coding program yang digunakan pada rangkaian
kendali lampu pijar :
procedure
TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
begin
LM:=(Out32($378,1));
end;
procedure
TForm1.Button2Click(Sender: TObject);
begin
LM:=(Out32($378,2));
end;
procedure
TForm1.Button3Click(Sender: TObject);
begin
LM:=(Out32($378,4));
end;
procedure
TForm1.Button4Click(Sender: TObject);
begin
LM:=(Out32($378,8));
end;
procedure
TForm1.Button5Click(Sender: TObject);
begin
LM:=(Out32($378,15));
end;
procedure
TForm1.Button6Click(Sender: TObject);
begin
LM:=(Out32($378,00));
end;
procedure
TForm1.Button7Click(Sender: TObject);
begin
close;
end;
end.
3.2.2 Flowchart
|
||||||||||
|
||||||||||
|
||||||||||
|
||||||||||
|
||||||||||
|
Gambar 3.2 Flowchart
Program di mulai jika button 1 memiliki
nilai 1 maka, lampu 1 akan menyala. Jika button 2 memiliki nilai 2 maka, lampu
2 akan menyala. Jika button 3 memiliki nilai 4 maka, lampu 3 akan menyala. Jika
button 4 memiliki nilai 8 maka, lampu 4 akan menyala. Jika button 5 memiliki
nilai 255 maka, lampu 1 sampai dengan lampu 4 akan menyala. Dan jika pada
button 6 memiliki nilai 0 maka, lampu 1 sampai dengan lampu 4 akan mati atau
tidak akan menyala.
3.3 Cara Pengoperasian Alat
1.
Pertama aktifkan
Adaptor untuk memberikan tegangan pada alat agar alat dapat aktif
2.
Sambungkan DB25 dari alat kendali lampu pijar yang di
buat ke PC
3.
Lalu, Jalankan program di
PC yang telah dibuat dengan menggunakan delphi
4.
Selanjutnya , untuk
mengaktifkan alat perlu adanya penekanan di PC tepatnya pada program yang telah
di buat
5.
Dan pada hasil akhir
Output yang dikeluarkan berupa nyala Lampu DC / pijar, sesuai dengan penekanan
yang di berikan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam menyelesaikan suatu proyek
harus secara sungguh-sungguh dan
terencana karena, untuk dapat menghasilkan proyek yang baik dan
memuaskan. Sebelum memulai membuat alat, cobalah beberapa komponen yang akan di
gunakan menggunakan protobroad. Dimulai dengan perencanaan jalur yang sesuai
dengan contoh rangkaian yang telah di berikan pada pembimbing. Lalu siapkan
beberapa komponen yang akan digunakan, kemudian rangkai komponen tersebut
sesuai tempat yang telah di tentukan jalur pada papan PCB. Fungsi pada saat
merangkai komponen dipapan protoboard adalah agar kita mengetahui apakah
rangkaian tersebut benar-benar bisa digunakan dan tidak terjadi short pada
komponen tersebut, sehingga diharapkan tidak akan ada kesalahan pada waktu
merangkai komponen di papan PCB.
Program yang telah di bahas di bab
sebelumnya adalah sebuah program yang dibuat pada aplikasi Delphy yang dalam
pengoprasiannya terhubung dengan Komputer. Pada saat kondisi aplikasi tersebut
diberikan, tekan button yang telah di buat dalam program yaitu pada saklar 1
dimana adalah kendali untuk lampu 1.
Maka, keadaan pada DB25 yang terhubung dengan rangkaian akan membuat keadaan
relay aktif dan akan membuat tegangan pada relay berubah dan mengalir ke lampu,
yang menyebabkan lampu 1 menyala. Begitu juga dengan ketiga saklar lainnya,
yang terhubung dengan masing-masing relay yang akan membuat lampu menyala.
4.2 Saran
Dari
keseluruhan proyek yang telah kami lakukan untuk penyelesaian tugas praktikum,
dan ada berbagai kendala yang terjadi selama proses penyelesaian rangkaingan
Kendali Lampu Pijar ini, mulai dari pembuatan skematik (jalur) pada Printed
Circuit Board (PCB). Pemasangan komponen dan penyolderan komponen hingga pada
saat pemasangan kedalam panel box / aklirik (maket). kami sebagai penulis
menyarankan beberapa hal yang menyangkut dalam tema proyek ini, antara lain :
1.
Pada saat pembuatan
skematik atau jalur pada PCB, yakinkan bahwa jalurnya sudah benar. Dan pada
saat penempelan pada PCB yakinkan hitam tinta bagus atau penuh (tidak berpori
atau berserat) bersifat permanent agar pada saat PCB di rendam di dalam larutan
Ferri Clorit tinta tersebut tidak akan hilang dan jalur pada papan PCB tidak
putus.
2.
Pada saat proses
pemasangan komponen, pastikan inisial kaki-kaki komponen yang digunakan tidak
tertukar tempat pada lubang atau salah lokasi (hole) PCB. Karena jika salah
tempat atau tertukar, maka pada saat pengujian alat tersebut akan di yakinkan
tidak akan aktif atau menyala sepenuhnya.
3.
Untuk proses penyolderan
komponen gunakanlah timah kualitas baik dan hindarkan terlalu lama pemanasannya
pada kaki komponen, agar komponen tidak rusak. Serta buatlah sedikit cairan
timah pengerutan pada kaki komponen. Yang perlu di perhatikan pada saat
penyolderan diharapkan si penyolder menggunakan penutup hidung atau masker,
agar asap dari timah tersebut tidak terhirup pernafasan. Karena, asap dari
proses pemanasan timah tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan.
4.
Untuk bagian finishing,
periksalah seluruh rangkaian sekali atau dua kali lagi sebelum mencoba
menggunakan alat yang telah dibuat. Pastikan hasil solderan tepat dan rapih
sehingga tidak ada kerusakan pada komponen.
Disarankan
agar pada saat memberikan tegangan pada
alat ini harus tepat dan sesuai ketentuan, karena bila tegangan kurang lampu DC
ini akan redup pada saat menyala. Dan bila pemberian tegangannya berlebihan, kemungkinan
lampu tersebut tidak akan dapat digunakan lagi karena ada konslet di bagian dalamya
akibat dari berlebihannya pemasukkan tegangan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Modul Praktikum Interfacing, 2013, Laboraturium
Menengah
Elektronika
& Komputer,
Universitas Gunadarma
[3].
http://www.google.com/images
[4]. Gunawan,
Hanapi. 1981. Prinsip-prinsip elektronik.
(Malvino).
PT Gelora Aksara Pratama (erlangga).
Jakarta
[5]. Prihono. Jago Elektronika secara Otodidak. Jakarta. Kawan Pustaka. 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar