TEORI DASAR
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata
gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak
tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir,
tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui
dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya
berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala;
memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung
sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara;
dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu
elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan
juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah
kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara
definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang
diinginkan tidak tecapai.
ARTIKEL
GELISAH DALAM MENGHADAPI UJIAN
(MANUSIA DAN KEGELISAHAN)
Pada umumnya, jika orang
mendengar kata ujian atau akan menghadapi ujian, seperti mau perang saja.
Panik. Atau seperti menghadapi momok yang sangat menakutkan dan menyeramkan
sekali. Apalagi, menjelang ujian belum mempunyai persiapan yang matang. Mungkin
Anda pun akan mengalami kepanikan luar biasa, begitu jadwal ujian sudah mepet
di depan mata. Anda menjadi tegang dan tidak tahu mana lagi yang harus
didahulukan untuk dipelajari.
Menelaah ketakutan yang
menghantui orang yang hendak mengikuti ujian dapat disebabkan oleh beberapa
faktor dan pengaruh psikologis dari dalam diri sendirinya, seperti antara lain:
o Tidak memiliki percaya diri.
o Tidak memiliki kemampuan dalam cara-cara
belajar yang baik.
o Tidak memiliki indikator-indikator belajar
yang jelas.
o
Tidak cukup memiliki minat
belajar.
o Kurang mempersiapkan diri untuk ujian.
o Belajar tidak teratur dan tidak disiplin.
o Tidak memiliki kecakapan dalam menghadapi
ujian.
Kebiasaan buruk sebahagian orang
suka menunda-nunda waktu belajar. Mungkin Anda pun melakukannya juga. Belajar
baru dilakukan di saat menjelang ujian, misalnya kurang dari seminggu. Belajar
instan atau belajar kilat pun langsung mereka pergunakan. Yang menjadi masalah,
mungkinkah belajar instan dapat masuk ke dalam otak seluruh materi pelajaran
dari beberapa mata pelajaran? Belajar instan atau belajar mati-matian untuk
semua mata pelajaran, jelaslah tidak mungkin dapat menguasai materi pelajaran.
Betapa pun keras seseorang belajar.
Bahkan, kemungkinan lain dengan
belajar instan bukannya pelajaran yang didapat, tetapi penyakit yang diperoleh.
Sebab, belajar instan menuntut pengerahan energi psikis dan fisik yang
dipaksakan karena termotivasi untuk menguasai materi pelajaran dalam waktu
singkat. Mengingat waktu kian mepet, membuat perasaan tak enak dan gelisah
serta menimbulkan ketegangan-ketegangan emosional dalam belajar, sehingga
perhatian dan pikiran sangat sulit untuk memfokuskan pada satu masalah atau
pokok bahasan. Pikiran yang tak fokus dan terburu-buru memberi dampak tekanan
psikologis dan otot-otot pun mengalami ketegangan yang dipaksakan. Sehari
mungkin seseorang masih kuat, tetapi jika dua-tiga hari akan jatuh sakit dan
mengalami tekanan mental. Orang yang sedang sakit atau mengalami tekanan
mental, maka dirinya tak mampu mengerahkan kemampuannya yang tinggal terbatas
itu untuk bisa memaksimalkan kemampuannya dalam mengikuti ujian. Bahkan,
tekanan mental yang dialami itu justru menjadi penghambat kemampuan
bernalarnya, sehingga dirinya mengalami kesulitan dalam mengerjakan dan
menyelesaikan soal-soal ujiannya. Soal yang paling mudah pun menjadi terasa
sangat sulit, bahkan tak mampu dijawabnya.
Sebaliknya, orang yang mempunyai
persiapan yang matang, ujian sangat dinanti-nantikannya dengan penuh semangat.
Bagi mereka ujian merupakan bagian penting dalam belajar sebagai alat
pembuktian diri dan mengukur tingkat keberhasilan dirinya dalam belajar.
Sumber : http://inunkasthomaharnandi.blogspot.com/2012/06/gelisah-dalam-menghadapi-ujian-manusia.html
Pendapat saya:
Kegelisakan adalah suatu sikap
yang dapat di kendalikan oleh pikiran, terkadang gelisah akan menjadi momok
yang menyeramkan dan menakutkan, biasanya pada saat gelisah akan ada 1001 macam
pikiran yang ada di otak, entah itu berupa hal negativ ataupun yang positiv. Tapi
biasanya kalau memanga sedang gelisah pasti lebuh banyak berfikiran yang
negatif, takut salah, takut gagal dan sebagainya. Bagaimana cara kita utuk
menyikapi sikap tersebut? Lebih baik ketika anda sedang gelisah, coba anda
mengalihkannya dengan melakukaan aktifitas lain yang berrefek posif untuk
pikiran dan perasaan,. Setiap manusia yang hidup di bumi ini paasti pernah
mengalami hal yang du namakan kegelisahaan, gelisah itu ada banyak macam nya,
ada yang memikirkan soal ujian, khawatir akan seseorang, menunggu terlalu lama,
dan menunggu jawaban yang tak pasti. Ini pasti selalu ada dalam kehidupan. Gelusah
juga membuat adrenalin terpacu, jantung akan beregup kencang seperti kita
sedang berolahraga keliling lapangan, yaa anggap aja itu olahraga gantung, t
setelah gelisah itu menghilaang dan sudah tak ada lagi, pasti anda akan
merasakaan sensasi yang plong dalam hati. Aneeh sih rasanya tapi yaa,lega
gitu.. serasa masalah yang di hadapi selesai dan hilang.. kalau udah plong lega
gtu, jantung yang tdnya berdegup kencang akan perlahan-lahan merunkan
kaapasitas detakkannya dan akan kembali normal seperti biasanya, nah itulah
pendapat saya tentang pengertian kegelisahaan bila ada kata-kata yang kurang
sopan dan kurang di pahmi mohon di maafkan.
Nama : Laras Dewantari
NPM :2411066
Mata kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Kelas : 1KB03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar