"My world"

...welcome to my blog...

Rabu, 30 April 2014

Karangan Ilmiah, Non Ilmiah serta Semi Ilmiah



      Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Dalam artikel ini akan dibahas tentang 3 jenis karangan, yaitu: karangan ilmiah, karangan non ilmiah, dan karangan semi ilmiah. Berikut ini penjelasannya.

1. Karangan Ilmiah

      Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

      Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.

      Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan penelitian.

Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah :

1. Memberi penjelasan
2. Member komentar atau penilaian
3. Memberi saran
4. Menyampaikan sanggahan
5. Membuktikan hipotesa

Bila fakta yang disajikan berupa fakta umum yang obyektif dan dapat dibuktikan benar tidaknya serta ditulis secara ilmiah, yaitu menurut prosedur penulisan ilmiah, maka karya tulis tersebut dapat dikategorikan karya ilmiah, sedangkan bilamana fakta yang disajikan berupa dakta pribadi yang subyektif dan tidak dapat dibuktikan benar tidaknya serta tidak ditulis secara ilmiah, karya tulis tersebut termasuk karya tulis non ilmiah.

Tujuan karya ilmiah, antara lain:


·             Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.

·             Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.

·             Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.

·             Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.

·             Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.


CIRI-CIRI KARYA ILMIAH :

1. Struktur Sajian

Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

2. Komponen dan Substansi

Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

3. Sikap Penulis

Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

4. Penggunaan Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari   pilihan kata / istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:


·             Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;

·             Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;

·             Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;

·             Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;

·             Memperoleh kepuasan intelektual;

·             Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

·             Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya



2. Karangan Non Ilmiah

      Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

CIRI-CIRI KARYA NON ILMIAH :


1.       Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2.      Fakta yang disimpulkan subyektif, 
3.      Gaya bahasa konotatif dan populer,
4.      Tidak memuat hipotesis,
5.      Penyajian dibarengi dengan sejarah,
6.      Bersifat imajinatif,
7.      Situasi didramatisir,
8.      Bersifat persuasif.
9.      Tanpa dukungan bukti


Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:


·             Dongeng

·             Cerpen

·             Novel

·             Drama

·             Roman



3. Karangan Semi Ilmiah (Populer)

      Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

 Adapun ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :
     
1.     Ditulis berdasarkan fakta pribadi
2.      Fakta yang disimpulkan subjektif
3.      Gaya bahasa formal dan popular
4.      Mementingkan diri penulis
5.      Melebih-lebihkan sesuatu
6.      Usulan-usulan bersifat argumentative
7.      Bersifat persuasive
Macam – macam Karangan Semi Ilmiah:
Bentuk karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Berikut penjelasan diantaranya : 
·             Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang atau kelompok yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya actual dan controversial untuk tujuan member informasi, mempengaruhi dan meyakinkan atau menghibur khalayak pembaca.

·             Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga.

·             Opini (Inggris: Opinion) adalah pendapat, ide atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap prespektif dan idiologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat langsung ditentukan. Opini bukanlah merupakan sebuah fakta akan tetapi jika dikemudian hari dapat dibuktikan atau diverifikasi maka opini akan berubah menjadi sebuah kenyataan atau fakta.


Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah :

      Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.

    Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.

    Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.

    Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

      Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semiilmiah.

      Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah drama.

      Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :

    Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi

    Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative

    Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
    Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.


http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-ilmiah-populer.html
http://amynaaby.blogspot.com/2013/04/karangan-ilmiah.html


Sabtu, 26 April 2014

MISSED QUEEN (KUCING PERANAKAN HIMALAYA SEALPOINT)

Haiii Guys... seluruh pencinta kucing se indonesia atau mungkin se dunia, kalian pasti tau rasanya mencintai hewan terutama "KUCING" ini sedikit pengalaman dari aku ya...




ini Queen umur 7bulan

umur 7bln

umur 10bln

foto umur 1thn (lg becanda nih)

queen sinis kl abis di kerjain


Queen BT kl di foto





Aku punya kucing Jenisnya Himalaya gitu, dia agresif,manja,nakal,tapi nurut.. kurang lebih 3minggu yang lalu aku mengalami kejadian yang pait.. paiittt bgt... gk akan mungkin bisa lupa. Ohya.. sebelumnya saya mau memberitahu, saya memelihara queen itu dari masih di dalem perut ibu nya.. silsilah keluarga nya pun jelas, ayah ataupun ibunya.. dan pada hari JUM'AT tanggal 4 april 2014 tepatny mungkin kisaran jam 7-9 malam ya... Queen main keluar kandang, sebenernya kata tetangga queen main juga masih di daerah rumah, jalan-jalan gitu sama temen nya yg kucing kampung.. dan disaat Queen main itulah itu saat yang paling aku sesali, kenapa queen bisa main di luar tanpa sepengtahuan aku. Dan pada malam itu juga ada tangan jail yang ngambil kucing aku, dan herannya aku tinggal di komplek pemerintah yang bisa di bilang katanya AMAN dari pencurian. Tapi apa buktinya?? kucing ku hilang, ini bukan masalah harga atau biaya aku merawat dia dari dalam perut hingga dia sekarang berumur 1,2bulan.. saya sayang sekali sama Queen, boleh di bilang dia teman curhat saya. karena seluruh keuarga saya sibuk jadi saya lebih sering main dengan Queen. "sejujurnya saat ngetik ini air mata saya turun" (agak lebay sih). Tapi asli aku kangeen bgt sm queen.. semoga yang ngambil Queen dosanya di Ampuni Allah ya.... dan mulai saat itu aku slalu berfikir dan bertanya dalam hati, apa sekarang queen lebih senang?? apa sekarang queen lebih nyaman dgn majikan yang baru?? apa queen di perlalukan baik dengan majikan yang baru?? queen aku kangen kamu, kangen meluk-meluk km.Kangen becanda sm kamu. Kangen ngisengin kamu. Kangen mandiin kamu. Dan yang menyedihkan lagi, aku lg buat proyek yang ada hubungannya dengan dia, aku lg bikin alat pemberi makan kucing otomatis. niatnya di saat penelitian dan pembuatan aku selesai, aku mau menghadiahkan itu buat queen. Tapi apa sekarang, dia sudah tidak bersama aku lagi. Pengen sih.. Punya kucing lagi, tapi asli gk mau memelihara kucing selain Queen, walaupun mama papa mau ngebeliin yang lebih mahal lebih cantik dari queen tapi aku tetap tidak mau. AKU MAU KAMU BALIK LAGI QUEEN!!!!!!!!entah bagaimana caranya....

TOLONG YANG BACA INI TERUS PERNAH LIAT YANG MIRIP KUCING INI BISA HUB'I SAYA... ADA BEBERAPA CIRI KHUSUS PADA KUCING INI!!

TERIMAKASIH....

PENALARAN INDUKTIF


Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas ilmiah yang akan di buat dan sebagainya.menjelaskan fungsi di kedepannya. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.

Contoh penalaran induktif adalah :
kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya mata.

penalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.

Induktif terbagi 3 macam,yaitu:

A.    Generalisasi 

Pada generalisasi tersebut,peristiwa yang kita kemukakan harus memadai agar yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya suatu kebenarannya. Generalisasi adalah proses berpikir yang bertujuan menarik kesimpluan umum dari berbagai kalimat khusus. Jenis-jenis penalaran induktif adalah :

Contoh:
·         Ade adalah tentara yang mempunyai tubuh gagah
·         Bari adalah tentara yang mempunyai tubuh gagah
·         Generalisasi: semua tentara mempunyai tubuh gagah

Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta.Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki.

1.     Generalisasi Sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki semua,

Contoh:
·         Semua bulan masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31 hari.

2.     Generalisasi tidak sempurna adalah merupakan generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh:
·         Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong
·         Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.

Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)




1)     Loncatan Induktif

Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan.

Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main bulutangkis.Dapat disimpulkan bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.

2)     Tanpa Loncatan Induktif

Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali. Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.

Contoh: Rika suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino suka bermain sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai permainan bola.

B.    Analogi

Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.

Tujuan dari penalaran secara analogi yakni :
·         Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
·         Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
·         Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.

Contoh : Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

C.    Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lainnya.ampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga kita sampai pada akibat dari fakta itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:

a)     Sebab akibat

Sebab akibat ini berpola A menyebabkan B. Disamping ini pola seperti ini juga dapat menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan penalaran seseorang untuk mendapatkan simpulan penalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu penyebab yang tidak jelas terhadap suatu akibat yang nyata.

b)    Akibat sebab

Akibat sebab ini dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Kedokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. Jadi hampir mirip dengan entimen. Akan tetapi dalam penalaran jenis akibat sebab ini, Peristiwa sebab merupaka simpulan.

c)     Akibat-akibat

Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu akibat yang lain.

Contoh:
·         Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

·         Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.

sumber:


Rabu, 02 April 2014

KARANGAN PENGENALAN DEDUKTIF (BERDASARKAN TEMA PI)


Merancang bangun alat pemberi makan hewan peliharaan secara otomatis. Pada pembuatan alat ini di butuhkan berbagai sumber yang dapat membantu menyelesaikan alat ini. Salah satunya dengan cara studi pustaka, dalam cara ini saya akan membaca beberapa buku referensi yang berkaitan dengan tema yang akan saya angkat dalam judul  penulisan ilmiah saya. Dan ada pula dengan cara mewawancarai bebagai sumber, apakah perlu alat ini di buat atau tidak. Atau apakah alat ini akan bermanfaat di kemudian hari.
 Dan pada saat penelitian inilah saya memutuskan untuk mengangkat tema tersebut ke dalam judul penulisan ilmiah saya. Berbagai macam masalah yang dapat di atasi dengan terbentuknya alat yang akan saya buat dalam penulisan ilmiah ini. Salah satunya, pada era zaman sekarang banyak manusia yang mengingkan segalanya dengan secara otomatis. Selain itu waktu si pencinta hewan peliharaan pun tak cukup banyak untuk merawat hewan kesayangan mereka. kemungkinan sebagian besar dari mereka sibuk karena mengurus kerjaan mereka di kantor, atau mereka sering berada di luar rumah untuk keperluan tertentu.
Mungkin banyak orang di luar sana sebagai pencinta hewan tetapi tidak sempat memberikan pakan hewan kesayangannya secara teratur.Atau ada pula sang pencinta hewan yang memiliki banyak peliharaan dan tidak sempat memberikan makan mereka secara satu persatu. Selain membutuhkan tenaga yang ekstra pemberian makan kepada hewan peliharaan yang banyak juga memerlukan waktu luang yang cukup banyak.  Nah, mungkin cara inilah yang cukup efektif dalam menangani masalah yang ada dalam pemberian makan hewan kesayangan anda.